Aku seorang laki-laki biasa, hobbyku berolah
raga, tinggi badanku 178 cm dengan bobot badan 75 kg. Tiga tahun yang
lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami
lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum
dianugrahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan
berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya
materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami
yang masih belum diberikan seorang momongan.
*****
Di rumah itu kami tinggal bertiga, aku dengan istriku dan Ibu dari
istriku. Sering aku pulang lebih dulu dari istriku, karena aku pulang
naik kereta sedangkan istriku naik kendaraan umum. Jadi sering pula aku
berdua di rumah dengan mertuaku sampai dengan istriku pulang. Mertuaku
berumur sekitar kurang lebih 45 tahun, tetapi dia mampu merawat
tubuhnya dengan baik, aktif dengan kegiatan sosial dan bersenam bersama
Ibu-Ibu yang lainnya. Kadang sering kulihat Ibu mertuaku pakai baju
tidur tipis dan tanpa BH, melihat bentuk tubuhnya yang masih lumayan
dengan kulitnya yang putih membuatku kadang bisa hilang akal sehat.
Pernah suatu hari, selesai Ibu mertua selesai mandi hanya menggunakan
sehelai handuk yang dililitkan ke badannya. Gak lama dia keluar kamar
mandi telpon berdering, sesampai dekat telpon ternyata Ibu mertuaku
sudah mengangkatnya, dari belakang kulihat bentuk pangkal pahanya
sampai ke bawah kakinya begitu bersih tanpa ada bekas goresan
sedikitpun.
Aku tertegun diam melihat kaki Ibu mertuaku, dalam hati berpikir "Kok, udah tua begini masih mulus aja ya..?".
Aku terhentak kaget begitu Ibu mertuaku menaruh gagang telpon, dan
aku langsung berhambur masuk kamar, ambil handuk dan mandi. Selesai
mandi aku membuat kopi dan langsung duduk di depan TV nonton acara yang
lumayan untuk ditonton. Gak lama Ibu mertuaku nyusul ikutan nonton
sambil ngobrol denganku.
"Bagaimana kerjaanmu, baik-baik saja" tanya Ibu mertuaku.
"Baik, Bu. Lho Ibu sendiri gimana" tanyaku kembali.
Kami ngobrol sampai istriku datang dan ikut gabung ngobrol dengan kira berdua.
*****
Malam itu, jam 11.30 malam aku keluar kamar untuk minum, kulihat TV
masih menyala dan kulihat Ibu mertuaku tertidur di depan TV. Rok Ibu
mertuaku tersibak sampai celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat
kakinya begitu mulus, kuintip roknya dan terlihatlah gumpalan daging
yang ditutupi celana dalamnya. Pengen banget rasanya kupegang dan
kuremas vagina Ibu mertuaku itu, tetapi buru-buru aku ke dapur ambil
minum lalu membawa ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan
kulirik Ibu mertuaku sekali lagi dan burungku langsung ikut bereaksi
pelan. Aku masuk kamar dan coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan
ini. Aku telat bangun, kulihat istriku sudah tidak ada. Langsung aku
berlari ke kamar mandi, selesai mandi sambil mengeringkan rambut yang
basah aku berjalan pelan dan tanpa sengaja kulihat Ibu mertuaku
berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Aku kembali diam
tertegun menatap keseluruhan bentuk tubuh Ibu mertuaku. Cuma sebentar
aku masuk kamar, berganti pakaian kerja dan segera berangkat.
*****
Hari ini aku pulang cepat, di kantor juga nggak ada lagi kerjaan
yang aku harus kerjakan. Sampai di rumah aku langsung mandi, membuat
kopi dan duduk di pinggir kolam ikan. Sedang asyik ngeliatin ikan
tiba-tiba kudengar suara teriakan, aku berlari menuju suara teriakan
yang berasal dari kamar Ibu mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang
kubuka pintu kamar.
Kulihat Ibu mertuaku berdiri diatas kasur sambil teriak "Awas tikusnya keluar..!" tandas Ibu mertuaku.
"Mana ada tikus" gumanku.
"Lho.. kok pintunya dibuka terus" Ibu mertuaku kembali menegaskan.
Sambil kututup pintu kamar kubilang "Mana.. mana tikusnya..!".
"Coba kamu lihat dibawah kasur atau disudut sana.." kata Ibu mertuaku sambil menunjuk meja riasnya.
Kuangkat seprei kasur dan memang tikus kecil mencuit sambil melompat kearahku. Aku ikut kaget dan lompat ke kasur.
Ibu mertuaku tertawa kecil melihat tingkahku dan mengatakan "Kamu takut juga ya?".
Sambil berguman kecil kembali kucari tikus kecil itu dan sesekali
melirik ke arah Ibu mertuaku yang sedang memegangi rok dan terangkat
itu. Lagi enak-enaknya mencari tiba-tiba Ibu mertuaku kembali teriak
dan melompat kearahku, ternyata tikusnya ada di atas kasur. Ibu
mertuaku mendekapku dari belakang, bisa kurasakan payudaranya menempel
di punggungku, hangat dan terasa kenyal-kenyal. Kuambil kertas dan
kutangkap tikus yang udah mulai kecapaian itu trus kubuang keluar.
"Udah dibuang keluar belum?" tanya Ibu mertuaku.
"Sudah, Bu." jawabku.
"Kamu periksa lagi, mungkin masih ada yang lain.. soalnya Ibu dengar suara tikusnya ada dua" tegas Ibu mertuaku.
"walah, tikus maen pake ajak temen segala!" gumamku.
Aku kembali masuk ke kamar dan kembali mengendus-endus dimana temennya itu tikus seperti yang dibilang Ibu mertuaku.
Ibu mertuaku duduk diatas kasur sedangkan aku sibuk mencari, begitu
mencari di bawah kasur sepertinya tanganku ada yang meraba-raba diatas
kasur. Aku kaget dan kesentak tanganku, ternyata tangan Ibu mertuaku
yang merabanya, aku pikir temennya tikus tadi. Ibu mertuaku tersenyum
dan kembali meraba tangaku. Aku memandang aneh kejadian itu, kubiarkan
dia merabanya terus.
"Gak ada tikus lagi, Bu..!" kataku.
Tanpa berkata apapun Ibu mertuaku turun dari kasur dan langsung memelukku. Aku kaget dan panas dingin.
Dalam hati aku berkata "Kenapa nih orang?".
Rambutku dibelai, diusap seperti seorang anak. Dipeluknya ku erat-erat seperti takut kehilangan.
"Ibu kenapa?" tanyaku.
"Ah.. nggak! Ibu cuma mau membelai kamu" jawabnya.
"Udah ya.. Bu, belai-belainya..!" kataku.
"Kenapa, kamu nggak suka dibelai sama Ibu" jawab Ibu mertuaku.
"Bukan nggak suka, Bu. Cumakan..?" tanyaku lagi.
"Cuma apa, ayo.. cuma apa..!?" potong Ibu mertuaku.
Aku diam saja, dalam hati biar sajalah nggak ada ruginya kok dibelai sama dia.
Ibu mertuaku terus membelaiku, rambut trus turun ke leher sambil
dicium kecil. Aku merinding menahan geli, Ibu mertuaku terus bergerilya
menyusuri tubuhku. Kaosku diangkat dan dibukanya, pentil dadaku
dipegang, diusap dan dicium. Kudengar nafas Ibu mertuaku makin nggak
beraturan. Dituntunnya aku keatas ranjang, mulailah pikiranku
melanglang buana.
Dalam hati aku berpikir "Jangan-jangan Ibu mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama laki-laki".
Aku tidak berani bertindak atau ikut melakukan seperti Ibu mertuaku
lakukan kepada saya. Aku diatas ranjang dengan posisi terlentang,
kulihat Ibu mertuaku terus masih mengusap-usap dada dan bagian perutku.
Dicium dan terus dielus, aku menggelinjang pelan dan berkata "Bu, sudah ya..".
Dia diam saja dan tangan kananya masuk ke dalam celanaku, aku
merengkuh pelan. Tangan kirinya berusaha untuk menurunkan celana
pendekku. Aku beringsut untuk membantu menurunkan celana pendekku,
tidak lama celanaku sudah lepas berikut celana dalamku.
Burungku sudah berdiri kencang, tangan kanan Ibu mertuaku masih
memegang burungku dan menoleh kepadaku sambil tersenyum mesum. Kepala
burungku diciumnya, tangan kirinya memijit bijiku, aku nggak tahan
dengan gerakan yang dibuat Ibu mertuaku.
"Ah, ah.. hhmmh, teruss.." itu saja yang keluar dari mulutku.
Ibu mertuaku terus melanjutkan permainannya dengan mengulum
burungku. Aku benar-benar terbuai dengan kelembutan yang diberikan Ibu
mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Ibu mertuaku yang bergerak naik
turun. Bibirnya benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan
teratur. Aku merasa seperti disayang, dicintai dengan Ibu mertuaku.
"Ah, Bu.. aku nggak tahan lagi Bu.." jelasku.
"Hhmm.. mmh, heh.." suara Ibu mertuaku menjawabku.
Gerakan kepala Ibu mertuaku masih pelan dan teratur. Aku makin
menggelinjang dibuatnya. Badanku menekuk, meliuk dan bergetar-getar
menahan gejolak yang tak tahan kurasakan. Dan tak lama badanku
mengejang keras. Kurasakan nikmat yang amat sangat kurasakan, kulihat
Ibu mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan burungku
dengan kedua tangannya yang memegang batang burungku. Dia melihatku
dengan tatapan sayunya dan kemudian kembali menciumi burungku, geli
yang kurasakan sampai ke ubun-ubun kepala.
"Banyak banget kamu keluarnya, Do..!" tanyaku Ibu mertuaku.
Aku terdiam lemas sambil melihat Ibu mertuaku datang menghampiriku
dan memelukku dengan mesra. Aku balas pelukannya dan kucium dahinya.
Kubantu dia membersihkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan
menggunakan kaosku tadi. Aku duduk diranjang, telanjang bulat dan
menghisap rokok. Sedang Ibu mertuaku, tiduran dekat dengan burungku.
"Kenapa jadi begini, Bu..?" tanyaku.
"Ibu cuma pengen aja kok.." jawab Ibu mertuaku.
Aku belai rambutnya dan kuelus-elus dia sambil berkata "Ibu mau juga.?".
Dia menggangguk pelan, kumatikan rokokku dan terus kucium bibir Ibu
mertuaku. Dia balas ciumanku dengan mesra, aku melihat tipe Ibu
mertuaku bukanlah tipe yang haus akan seks, dia haus akan kasih sayang.
Berhubungan badanpun sepertinya senang yang pelan-pelan bukannya
seperti srigala lagi musim kawin. Aku ikut pola permainan Ibu mertuaku,
pelan-pelan kucium dia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher dan
belakang kupingnya, dari situ aku ciumi terus ke arah dadanya.
Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas semua pakaiannya. Kali
ini aku benar-benar melihat semuanya, payaudaranya masih sedikit
mengencang, badannya masih bersih untuk seumurannya, kakinya masih
bagus karena sering senam dengan teman-teman arisannya. Kuraba dan
kuusap semua badannya dari pangkap paha sampai ke payudaranya. Aku
kembali ciumi dia dengan pelan dan beraturan. Payudaranya kupegang,
kuremas pelan dan lembut, kucium putingnya dan kudengar desahan
nafasnya. Kunikmati dengan pelan seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium
dan membelai setiap inchi bagian tubuhnya. Puas di dada aku terus
menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya serta memainkan ujung
lidahku dengan putaran lembut membuat dia kejang-kejang kecil.
Tangannya terus meremas dan menjambak rambutku. Sampai akhirnya bibirku
mencium daerah berbulu miliknya, kucium aroma vaginanya serta kujilati
bibir vaginanya.
"Oucchh.. terus sayang, kamu lembut sekali.. tee.. teruss.." kudengar suaranya pelan.
Kumainkan ujung lidahku menyusuri dinding vaginanya, kadang masuk
kadang menjilat membuat dia seperti ujung kenikmatan luar biasa.
Kemudian ditariknya kepalaku dan melumat bibirku dengan panas. Dia
kembali menidurkan aku dan terus dia menaikiku. Dipegangnya kembali
burungku yang sudah kembali siap menyerang. Diarahkan burungku ke
lobang vaginanya dan slepp.. masuk sudah seluruh batangku ditelan
vagina Ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang memutar-mutar vaginanya
untuk mendapatkan kenikmatan yang dia inginkan.
"Ah.. uh, nikmat banget ya..!" kata Ibu mertuaku.
Dengan gerakan seperti itu tak lepas kuremas payudaranya dengan pelan sesekali kucium dan kujilat.
"Aduh, Ibu nggak tahan lagi sayang.." kata Ibu mertuaku.
Aku coba ikut membantu dia untuk mendapatkan kepuasan yang dulu
mungkin pernah dia rasakan sebelum denganku. Gerakannya makin cepat
dari sebelumnya, dan dia berhenti sambil mendekapku kembali. Kurangkul
dia dan terus menggoyangkan batang burungku yang masih didalam dengan
naik turun.
"Ahh.. ah.. ahhss.." desah Ibu mertuaku.
Kupeluk dia sambil kuciumi bibirnya. Dia diam dan tetap diatas dalam dekapanku.
"Enak ya.. Bu. Mau lagi..?" tanyaku.
Dia menoleh tersenyum sambil telunjuknya mencoel ujung hidungku.
"Kenapa? Kamu mau lagi?" canda Ibu mertuaku.
Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat
Ibu mertuaku dan aku menidurkan sambil menciumnya kembali. Kutuntun dia
untuk bermain di posisi yang lain. Kuajak dia berdiri di samping
ranjangnya. Sepertinya dia bingung mau diapain. Tetapi untuk menutupi
kebingunggannya kucium tengkuk lehernya dan menjilati kupingnya.
Kuputar badannya untuk membelakangiku, kurangkul dia dari belakang.
Tangan kanannya memegang batang burungku sambil mengocoknya pelan.
Kuangkat kaki kanannya dan terus kupegangi kakinya. Sepertinya dia
mengerti bagaimana kita akan bermain. Tangan kanannya menuntun burungku
ke arah vaginanya, pelan dan pasti kumasukkan batang burungku dan masuk
dengan lembut. Ibu mertuaku merengkuh nikmat, kutarik dan kudorong
pelan burungku sambil mengikuti gerakan pantat yang diputar-putar Ibu
mertuaku. Kutambah kecepatan gerakanku pelan-pelan, masuk keluar dan
makin kepeluk Ibu mertuaku dengan dekapan dan ciuman di tengkuk
lehernya.
"Ah.. ah.. Dod.. Dodo, kammuu..!" suara Ibu mertuaku pelan kudengar.
"Ibu keluar lagi.. Do.." kata Ibu mertuaku.
Makin kutambah kecepatan sodokan batangku dan.., "Acchh.." Ibu
mertuaku berteriak kecil sambil kupeluk dia. Tubuhnya bergetar lemas
dan langsung jatuh ke kasur. Kubalik tubuhnya dan kembali kumasukkan
burungku ke vaginanya. Dia memelukku dan menjepit pinggangku dengan
kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun membuat Ibu mertuaku makin
meringkih kegelian.
"Ayo Dodo, kamu lama banget sih.. Ibu geli banget nih.." kata Ibu mertuaku.
"Dikit lagi, Bu..!" sahutku.
Ibu mertuaku membantu dengan menambah gerakan erotisnya. Kurasakan
kenikmatan itu datang tak lama lagi. Tubuhku bergetar dan menegang
sementara Ibu mertuaku memutar pantatnya dengan cepat. Kuhamburkan
seluruh cairanku ke dalam vaginanya.
"Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. nikmatnya" kataku.
Ibu mertuaku memelukku dengan kencang tapi lembut.
"Waduh banyak juga kayaknya kamu keluarkan cairanmu untuk Ibu.." kata Ibu mertuaku.
Aku terkulai lemas dan tak berdaya disamping Ibu mertuaku. Tangan
Ibu mertuaku memegang batang burungku sambil memainkan sisa cairan di
ujung batang burungku. Aku kegelian begitu tangan Ibu mertuaku negusap
kepala burungku yang sudah kembali menciut. Kucium bibir Ibu mertuaku
pelan dan terus keluar kamar terus mandi lagi.
*****
Semenjak hari itu aku sering mengingat kejadian itu. Sudah empat
hari Ibu mertuaku pergi dengan teman-temannya acara jalan-jalan dengan
koperasi Ibu-Ibu di daerah itu. Jam 05.00 sore aku sudah ada di rumah,
kulihat rumah sepi seperti biasanya.
Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat kamar mandi ada yang mandi, aku bertanya "Siapa didalam?".
"Ibu! Kamu sudah pulang Do.." balas Ibu mertuaku.
"O, iya. Kapan sampainya Bu?" tanyaku lagi sambil masuk kamar.
"Baru setengah jam sampai!" jawab Ibu mertuaku.
Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos
oblong. Aku berjalan hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu
handuk sudah kuambil aku berjalan lagi ke kamar mau tidur-tiduran dulu
sebelum mandi. Lewat pintu kamar mandi kulihat Ibu mertuaku keluar
kamar mandi dengan menggunakan handuk yang dililitkan ke badannya. Aku
menunduk coba untuk tidak melihatnya, tetapi dia sengaja malah
menubrukku.
"Kamu mau mandi ya?" tanya Ibu mertuaku.
"Iya, emang Ibu mau mandi lagi"? candaku.
Dia langsung peluk aku dan cium pipi kananku sambil berbisik dia katakan "Mau Ibu mandiin nggak!".
"Eh, Ibu. Emang bayi pake dimandiin segala" balasku.
"Ayo sini.. biar bersih mandinya.." jawab Ibu mertuaku sambil menarikku ke kamar mandi.
Sampai kamar mandi aku taruh handukku sedangkan Ibu mertuaku
membantu melapaskan bajuku. Sekarang aku telanjang bulat, dan langsung
mengguyur badanku dengan air. Ibu mertuaku melepaksan handuknya dan
kita sudah benar-benar telanjang bulat bersama. Burungku mulai naik
pelan-pelan melihat suasana yang seperti itu.
"Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?" kata Ibu mertuaku sambil nyubit kecil di burungku.
Aku mengisut malu-malu diperlakukan seperti itu. Kuambil sabun dan
kugosok badanku dengan sabun mandi. Kita bercerita-cerita tentang
hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si Ibu bercerita tentang
teman-temannya sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan dan lingkungan
kantorku. Ibu mertuaku terus menyabuni aku dengan lembut, sepertinya
dia lakukan benar-benar ingin membuatku mandi kali ini bersih. Aku
terus saja bercerita, Ibu mertuaku terus menyabuni aku sampai ke
pelosok-pelosok tubuhku. Burungku dipegangnya dan disabuni dengan
hati-hati dan lembut.
Selesai disabun aku guyur kembali badanku dan sudah itu
mengeringkannya dengan handuk. Begitu mau pakai celana Ibu mertuaku
melarang dengan menggelengkan kepalanya. Aku lilitkan handukku dan
kemudian ditariknya tanganku ke kamar tidur Ibu mertuaku. Sampai di
kamar aku didorongnya ke kasur dan segera dia menutup pintu kamarnya.
Aku tersenyum melihatnya seperti itu, dia lepaskan handuk di badannya
dan di badanku. Burungku memang sudah hampir total berdiri. Selepasnya
handukku dia langsung mengulum burungku, aku terdiam melihatnya
bergairah seperti itu. Cuma sebentar dia ciumi burungku, langsung dia
menaikku dan memasukkan burungku ke vaginanya. Dalam hati aku berpikir
kalau Ibu mertuaku memang sudah kangen banget melakukannya lagi
denganku. Dia angkat dan dia turunkan pantatnya dengan gerakan yang
stabil. aku pegang dan remas-remas payudaranya membuat dia seperti
terbang keawang-awang.
Gerakannya makin cepat dan bersuara dengan pelan "Oh.. oh,.ahcch..".
Dan tak lama kemudian badannya menegang kencang dan jatuh ke pelukkanku.
Kupeluk dia erat-erat sambil mengatakan "Waduh.. enak banget ya?".
"He-eh, enak" balasnya.
"Emang ngeliat siapa disana sampai begini?" tanyaku.
"Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja.." balas Ibu mertaku.
Kali ini aku kembali bergerak, kuciumi dia terlebih dahulu sambil
kuremas payudaranya. Kubuat dia mendesah geli dan kubangkitkan lagi
gairahnya kembali. Sampai di daerah vaginanya, kujilati dinding
vaginanya sambil memainkan lobang vaginanya. Ibu mertuaku kadang
merapatkan kakinya mendekapkan wajahku untuk masuk ke vaginanya.
"Ayo ah.. kamu ngebuat Ibu gila nanti" kata Ibu mertuaku.
Aku beranjak berdiri dan menidurnya sambil mengarahkan burungku
masuk ke dalam vaginanya. Pelan-pelan aku goyangkan burungku, kadang
kutekan pelan dengan irama-irama lembut. Tak lama masuk sudah burungku
ke dalam dan Ibu mertuaku mendesis kayak ular cobra. Kugoyang pantatku,
kunaikkan dan kutekan kembali burungku masuk ke dalam vaginanya. Aku
terus bergerak monoton dengan ciuman-ciuman sayang ke arah bibir Ibu
mertuaku. Ibu mertuaku hanya mengeluarkan desahan-desahan dengan
matanya yang merem melek. Kulihat dia begitu nikmat merasakan burungku
ada dalam vaginanya. Dia jepit pinggangku dengan kedua kakinya untuk
membantuku menekan batang burungku yang sedari tadi masih terus
mengocok lobang vaginanya.
"Aku nggak kuat, Do.." desah ibu mertuaku.
Aku semakin menambah kecepatan gerakanku apalagi setelah Ibu
mertuaku memintaku untuk keluar berbarengan, aku menggeliat menambah
erotis gerakanku.
"Acchh.. sshh.. ah.. oh" desah Ibu dengan dibarengi pelukannya yang kencang ke badanku.
Tiba-tiba kurasakan cairanku ikut keluar dan terus keluar masuk ke
dalam vagina Ibu mertuaku. Aku benar-benar puas dibuat Ibu mertuaku,
sepertinya cairanku benar-benar banyak keluar dam membasahi lubang dan
dinding vagina Ibu mertuaku. Ibu mertuaku masih memelukku erat dan
menciumi leherku dengan kelembutan. Aku beranjak bangun dan mencabut
batang burungku, kulihat banyak cairan yang keluar dari lobang vagina
Ibu mertuaku.
"Mungkin nggak ketampung makanya tumpah", kataku dalam hati.
Aku pamit dan langsung ke kamar mandi membersihkan badan serta
burungku yang penuh dengan keringat serta sisa sperma di batangku.
*****
Itulah terakhir kali kami melakukan perbuatan itu bersama.
Sebenarnya aku berusaha untuk menghindar, tetapi kita hanyalah manusia
biasa yang terlalu mudah tergoda dengan hal itu. Ibu mertuaku pindah ke
rumah anaknya yang sulung, aku tahu maksud dan tujuannya. Tetapi
istriku tidak menerimanya dan berprasangka bahwa istriku tidak mampu
menjaga ibunya yang satu itu.
Gila
BalasHapusjadi basah nih
BalasHapusQUEENXXX92
Obat aborsi | jual Obat Aborsi | penjual obat aborsi | jual Obat penggugur kandungan | jual obat peluntur kandungan | jual obat peluntur janin | jual obat penggugur janin | jual obat pelancar haid |
BalasHapusjual Obat telat bulan |jual obat aborsi asli | jual obat aborsi aman | jual obat aborsi ampuh | jual obat aborsi manjur | jual obat aborsi tuntas | klinik jual obat aborsi |
apotik jual obat aborsi | jual obat aborsi herbal | jual obat aborsi resep dokter
kehamilan diluar rencana...? anda masih pelajar atau mahasiswa atau dalam kontrak kerja yang tidak di perbolehkan hamil.. ? ingin di gugurkan.. ? TENANG !!
kami memberikan solusi kepada anda obat aborsi yang manjur,aman dan bergaransi 100% berhasil...
tanpa menggagngu aktifitas anda..!!
PENTING !!! jangan sembarangan pilih obat aborsi, karena berbahaya.jika gagal,janin akan lahir cacat fisik atau mental, dan dapat menyebabkan kematian calon ibu dan janin....
Toko online kami Jual obat aborsi Misoprostol Cytotec,obat penggugur janin, obat peluntur janin, obat terlambat bulan, obat pelancar haid, obat penggugur kandungan, obat peluntur kandungan.
segera buktikan sendiri ke ampuhan dan kemanjuran obat aborsi yang kami jual...
Cuma kami satu-satunya pusat obat aborsi yang menjamin dan BERGARANSI 100% BERHASIL...
PENTING!!! MAAF NO COD/KETEMUAN,mengingat obat ini ilegal dan aborsi sendiri di larang keras di Indonesia.jadi,lebih aman dikirim via paket JNE/POS
jangan sampai salah pilih segera hubungi kami..
Hotline : 081329755842
Bbm : 288588dd
Daftar Harga Obat Aborsi Misoprostol Cytotec :
1. Paket Obat Aborsi NO.1 > Usia Kandungan 0 – 1 Bulan
Obat Aborsi Tuntas > Harga : Rp. 800.000,-
2. Paket Obat Aborsi NO.2 > Usia Kandungan 1 – 2 Bulan
Obat Aborsi Tuntas > Harga : Rp. 1.200.000,-
3. Paket Obat Aborsi NO.3 > Usia Kandungan 2 – 3 Bulan
Obat Aborsi Tuntas > Harga : Rp. 1.600.000,-
4. Paket Obat Aborsi NO.4 > Usia Kandungan 3 – 4 Bulan
Obat Aborsi Tuntas > Harga : Rp. 2.000.000,-
5. Paket Obat Aborsi NO.5 > Usia Kandungan 4 – 5 Bulan
Obat Aborsi Tuntas > Harga : Rp. 2.300.000,-
* Paket Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat Keberhasilan
jangan terpengaruh harga murah !!! Kami jual obat aborsi ampuh yang benar-benar efektif dan telah dipakai di banyak negara karna kualitas dan keamanannya terjamin sehingga
disetujui pemakaiannya oleh FDA di Amerika.
Daftar Poker Online Terpercaya Asia Dan Deposit Termurah
BalasHapussarana99
hitsdomino
ibcqq
bcadomino
188domino
ompoker
mutiarapoker
WaletQQ